Rabu, 21 April 2010

Menteri ESDM: Potensi CDM Sektor Energi di Indonesia Harus Dioptimalkan

JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro menyatakan optimismenya terhadap perkembangan Clean Development Mechanism (CDM) di Indonesia. "Potensi proyek CDM yang bisa ditawarkan Indonesia sepanjang 2008-2012 mencapai 125 juta ton atau 25 juta ton per tahun. Potensi tersebut harus terus dioptimalkan agar Indonesia bisa menjadi salah satu aktor utama CDM, disamping China dan India,” kata Menteri. Hal tersebut disampaikan Menteri ESDM saat membuka “Lokakarya Pemanfaatan CDM Sektor Energi, Peluang dan Tantangan” di Auditorium Departemen ESDM, Jakarta, Kamis (26/2). Pada Lokakarya tersebut hadir Perwakilan Kementrian Negara Lingkungan Hidup, Departemen Keuangan, Bappenas, Dewan Nasional Perubahan Iklim, Direksi BUMN Sektor Energi, Direksi Perusahaan Swasta Sektor Energi, Perwakilan Perbankan, Konsultan CDM, serta Pejabat eselon I dan II di lingkungan Departemen ESDM. Saat ini terdapat 23 proyek CDM Indonesia yang sudah terdaftar di Evecutive Board of CDM dan baru satu proyek yang sudah ditransaksikan. Angka ini masih jauh di bawah China dan India yang saat ini menjadi pemain CDM dunia. Sebagai perbandingan, berdasarkan data UNFCCC, proyek yang telah mendapatkan registrasi dari Evecutive Board of CDM di China adalah 422 proyek, India 395 proyek dan Malaysia 41 proyek.

"Kondisi ini tentu perlu menjadi perhatian kita semua baik pemerintah maupun pelaku usaha yaitu bagiaman upaya terobosan yang dapat dilakukan untuk lebih meningkatkan share di Indonesia dalam pasar CDM global," papar Menteri. Menteri mengharapkan melalui Lokakarya ini dapat membuka diskusi tentang peluang dan tantangan CDM sektor energi di Indonesia berdasarkan pengalaman para pelaku sehingga dapat dihasilkan gagasan untuk meningkatkan CDM sektor energi. Hasil dari Lokakarya ini nantinya dapat dijadikan review CDM bagi konsep ESDM di Indonesia. CDM merupakan sebuah mekanisme yang memungkinkan adanya kerjasama antar bangsa dalam mengurangi dampak perubahan iklim.

CDM ini diharapkan dapat membuat negara-negara maju mengalokasikan dananya ke negara berkembang untuk mengembangkan proyek pengurangan emisi. Di Indonesia, mekanisme CDM ini didukung oleh hadirnya Dewan Nasional Perubahan Iklim. Proyek CDM juga merupakan proyek pembangunan berkelanjutan, yakni pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi terkini tanpa merusak kebutuhan generasi akan datang.

Sementara itu, Asisten Deputi Urusan Pengendalian Dampak Perubahan Iklim Kementerian Negara Lingkungan Hidup, Sulistyowati, memaparkan bahwa di samping panas bumi, Indonesia masih memiliki banyak sumber energi alternatif yang belum tergarap optimal, seperti energi surya, angin, biomassa, dan biogas yang dapat dijadikan alternatif CDM. Menurut Sulistyowati, pemerintah dapat meningkatkan implementasi proyek CDM di Indonesia dengan mengembangkan kebijakan yang mendorong IPP memanfaatkan energi terbarukan, terutama dalam hal kepastian kontrak yang lebih panjang, kemudahan perijinan, bebas bea masuk impor peralatan, keringanan pajak, dan pengurangan subsidi listrik. Selain itu, pemerintah juga diharapkan mendorong teknologi lokal melalui pengembangan rekayasa teknologi dalam negeri sehingga ketergantungan terhadap produk luar dapat dikurangi. Terkait kepemilikan proyek, perlu ditetapkan kejelasan kepemilikan proyek, serta dilakukannya penyesuaian kebijakan dalam proyek-proyek CDM terkait pemerintah yang dibiayai 100% swasta.

(ADMINISTRATOR)

http://www.esdm.go.id/berita/umum/37-umum/2322-menteri-esdm-potensi-cdm-sektor-energi-di-indonesia-harus-dioptimalkan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar