Hubungan antara cowok dan cewek adalah sebuah medan peperangan dimana keinginan cowok dan cewek berbeda, dan kedua belah pihak akan berusaha mendapatkan hal-hal yang diinginkannya dengan berbagai macam cara. Hal utama yang diinginkan cowok dari cewek adalah sex, dan lainnya adalah urusan belakang. Hal utama yang didambakan cewek dari cowok berkisar pada tetek bengek seperti kemesraan, perhatian, uang (economic security), status, kekuasaan, popularitas, dan gengsi (prestige). Perbedaan inilah yang menyebabkan terjadinya peperangan yang nggak ada habis-habisnya sejak jaman batu sampai ke jaman digital dimana isi pakaian dalam cowok dan cewek muncul di layar putih seperti yang sedang kamu pelototi saat ini.
Apakah yang dimaksud dengan bargaining power? Istilah "bargaining power" sebenarnya lebih sering digunakan di dalam dunia bisnis. Prof mengenal baik istilah tersebut, karena Prof adalah seorang lulusan sekolah akuntansi yang gemar menerapkan konsep ekonomi dalam berbagai macam aspek kehidupan sehari-hari. Karena pola pemikiran Prof sangat kritis dan selalu mempertanyakan segala hal di dunia, suatu hari Prof terbangun di tengah malam dan mendapat ilham untuk menulis teori ini. Tentu saja, sebelumnya Prof juga sudah sempat menguji kebenarannya dengan menerapkan teori ini dalam hubungan-hubungan Prof dengan cewek-cewek. Yang Prof temukan adalah bahwa ternyata teori Prof ini sangat realistik dan dapat diandalkan. Belakangan malah Prof menyadari bahwa dengan mengetahui semua hal yang ada di web site ini, Prof mampu mendapatkan apa yang Prof inginkan dari pacar-pacar Prof, termasuk isi BH dan celana dalamnya.
Sebelumnya Prof rasa kamu perlu memahami dulu arti bargaining power di dalam dunia usaha, dan mungkin cara yang paling tokcer untuk menjelaskannya adalah dengan contoh nyata. Pernah dengar tentang Microsoft Corporation? Lokasi tempat tinggal Prof pada saat penulisan essay ini nggak jauh dari markas besar Microsoft. Mengapa perusahaan-perusahaan software lain ramai-ramai ke pengadilan dan protes bahwa Microsoft berusaha memonopoli pasaran software di dunia? Salah satu jawaban yang mudah adalah sebagai berikut. Microsoft adalah perusahaan yang sukses, untungnya besar, produknya banyak dipakai dan digemari orang banyak, image perusahaannya bagus di mata konsumen, hutangnya sangat sedikit, cenderung lebih maju selangkah dalam perkembangan dunia software, dan barang produksinya cukup reliable (dapat diandalkan). Dengan kata lain, kalau Bill Gates buka mulut, orang-orang di industri komputer pasang kuping baik-baik—walaupun ada juga yang makan obat tenang. Inilah yang namanya bargaining power. Microsoft memiliki bargaining power yang kuat di industri komputer di seluruh dunia.
Seandainya pengetahuan kamu tentang sistem operasi Microsoft Windows—95, 98, 2000, maupun Me—cukup mendalam, tentunya kamu juga memahami popularitas dan dominasi Windows di dalam pasaran sistem operasi bagi personal computer. Walaupun sistem-sistem operasi lain (misalnya Linux) berusaha keras untuk bersaing dalam merebut pasaran, sebagian besar software yang diproduksi masih tetap ditulis untuk dijalankan oleh platform Windows. Kebanyakan orang masih puas dengan fungsi dan kenyamanan yang ditawarkan oleh Windows. Sejumlah besar pemakai komputer malah akan panik tanpa adanya Windows. Misalnya kamu adalah pemilik tunggal Microsoft Corporation, ini berarti instruksi-instruksi yang kamu tanamkan di dalam Windows akan diikuti, dipelajari, diteliti, ditaati, dan disesuaikan oleh perusahaan-perusahaan software lainnya yang ingin memproduksi software untuk sistem operasi Windows. Mereka yang menolak untuk mengeluarkan software yang dapat dijalankan dengan Windows harus menghadapi resiko bahwa software produksinya akan sulit laku di pasaran dunia. Sekali lagi, kekuatan tawar-menawar seperti yang dimiliki Microsoft inilah yang dinamakan bargaining power.
Contoh lainnya? Misalnya kamu seorang pengusaha kecil yang baru memulai bisnis kamu. Dua bulan kemudian, kamu perlu membuat persetujuan bisnis dengan perusahaan lain yang cabangnya ada di seluruh dunia. Baru setengah jalan dalam perundingan, kamu sudah merasa was-was. Kamu takut ditipu, dipaksa, didorong-dorong, dan sejenisnya. Kenapa kamu merasa begitu? Jawabannya adalah karena kekuatan kamu untuk tawar-menawar dengan perusahaan besar itu jauh lebih kecil. Mereka punya pengacara yang berpengalaman dalam merancang kontrak kerja. Mereka punya data mengenai dunia usaha mereka sejak 20 tahun yang lalu, sementara kamu hanya punya informasi usaha selama 2 bulan. Kalau sampai ribut dan harus ke pengadilan, mereka pun punya satu tim pengacara yang terdiri dari 10 orang—seperti tim pengacaranya O. J. Simpson. Sebaliknya, mungkin membayar satu orang pengacara pun kamu nggak mampu. Dengan demikian, bargaining power kamu lebih kecil.
Di dalam dunia romance (kencan, dating, pacaran, selingkuh, atau apa saja nama lainnya) pun, hubungan antara cowok dan cewek mirip seperti contoh-contoh di atas. Pacaran merupakan tahap tawar-menawar antara cowok dan cewek, dan salah satu senjata ampuh untuk memenangkan perundingan adalah dengan memiliki bargaining power (kekuatan tawar-menawar) yang tinggi. Apakah ada senjata lainnya? Tentu saja. Contohnya, rekening bank kamu, popularitas kamu, pemain cadangan yang siap menggantikan pacar kamu kapan saja, kecantikan/ketampanan kamu, kehebatan kamu di ranjang (atau di dapur dan tempat-tempat lainnya), dan lain-lain. Siapa yang lebih banyak senjatanya akan memiliki lebih banyak bargaining power dan punya kekuatan yang lebih besar untuk menuntut sesuatu dari partnernya.
Mengapa kencan harus melibatkan tawar-menawar semacam itu? Jawabannya jelas dicerminkan oleh kenyataan hidup kita sehari-hari. Suka atau nggak, pacaran adalah proses jual beli antara cowok dan cewek. Cowok membeli, dan cewek menjual "barang dagangannya" kepada pembeli yang bersedia dan sanggup membayar harga tertinggi yang dapat dikenakan olehnya sebagai penjual.
Kalau saja kamu bertanya-tanya mengenai apa yang Prof maksud dengan "barang dagangan" seorang cewek di paragraf sebelum ini, mari Prof katakan sejelasnya. Yang dimaksud "barang dagangan" seorang cewek dalam hal ini adalah tubuh (terutama memek, toket, tampang/muka, kelangsingan, dan usia muda) dan kecantikannya. Pada umumnya sifat/karakter, IQ/kepandaian, ketrampilan, bakat, moral, kejujuran, kepercayaan, pendirian, dan kerajinan seorang cewek adalah urusan belakang bagi cowok.
Teori yang Prof ajarkan melalui essay ini adalah cara manipulasi yang dapat kamu terapkan terhadap partner kamu, baik cowok maupun cewek, tanpa disadarinya untuk mendapatkan sesuatu yang kamu inginkan. Semua ini didasarkan pada dua buah kenyataan dunia. Pertama, dengan menjatuhkan harga diri partner kamu, kamu akan dapat memanfaatkan perasaan sayangnya terhadap kamu bagi keuntungan kamu. Harga diri yang rendah akan membuatnya kuatir akan kemungkinan kamu untuk meninggalkannya, dan rasa kuatir tersebut merupakan pintu yang terbuka lebar bagi kamu untuk membuatnya melakukan apa saja sesuai dengan keinginan kamu.
Kedua, dengan meningkatkan bargaining power (kekuatan tawar-menawar) kamu, posisi kamu di dalam dunia kencan akan lebih terjamin. Pilihan kamu akan lebih banyak, kamu lebih bisa bertingkah terhadap partner kamu, dan secara nggak langsung keinginan kamu merupakan perintah yang patut dijalankan oleh partner kamu. Ini terutama penting bagi cowok, karena umumnya bargaining power cowok lebih rendah daripada cewek.
http://emppoy.blog.friendster.com/2006/06/teori-bargaining-power-profesor-pur-pendahuluan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar